
Duniamedan.com – Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Utara yang baru dilantik, menyatakan bahwa dirinya tidak menetapkan target khusus atau rincian program untuk 100 hari pertama masa jabatannya. Berbeda dengan kebiasaan para pemimpin daerah yang kerap menetapkan target 100 hari kerja sebagai langkah awal menunjukkan kinerja, Obby justru memilih untuk fokus pada perencanaan jangka panjang. Menurutnya, keberhasilan pembangunan dan program kerja tidak dapat diukur hanya dalam waktu singkat, melainkan membutuhkan proses yang matang dan berkelanjutan.
Dalam berbagai kesempatan, Obby menegaskan bahwa dirinya lebih memprioritaskan penyusunan strategi dan program yang komprehensif. Ia berpendapat bahwa pembangunan daerah harus dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, dan infrastruktur. Oleh karena itu, ia tidak ingin terburu-buru dalam menetapkan target yang mungkin justru tidak realistis atau sulit dicapai dalam waktu singkat.
Obby Nasution menjelaskan bahwa seluruh program kerjanya akan dirancang untuk memberikan dampak positif dalam jangka waktu dua hingga lima tahun ke depan. Ia meyakini bahwa dengan pendekatan ini, masyarakat Sumatera Utara dapat merasakan manfaat yang lebih nyata dan berkelanjutan. “Kita tidak bisa hanya memikirkan hasil instan. Pembangunan yang baik membutuhkan waktu, perencanaan matang, dan kerja keras,” ujarnya.
Salah satu fokus utama Obby adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Ia berencana untuk mengoptimalkan potensi sektor-sektor unggulan seperti pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Selain itu, ia juga ingin memperkuat sektor industri dan UMKM agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Menurutnya, dengan mengembangkan sektor-sektor tersebut, lapangan kerja baru akan tercipta dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Di bidang infrastruktur, Obby Nasution berkomitmen untuk memperbaiki dan membangun sarana-prasarana yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Ia menyadari bahwa infrastruktur yang memadai merupakan kunci utama dalam menarik investasi dan meningkatkan mobilitas masyarakat. Beberapa rencana yang sedang disusun antara lain pembangunan jalan tol, perbaikan jaringan irigasi, dan peningkatan kualitas transportasi umum.
Selain itu, Obby juga menaruh perhatian besar pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ia berencana untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi agar masyarakat Sumatera Utara memiliki keterampilan yang dibutuhkan di era modern. “Kita harus memastikan bahwa generasi muda kita siap menghadapi tantangan global. Pendidikan dan pelatihan adalah kuncinya,” tegasnya.
Di sisi sosial, Obby Nasution bertekad untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Sumatera Utara. Ia menyadari bahwa provinsi ini memiliki keragaman budaya dan agama yang tinggi, sehingga menjaga harmoni sosial menjadi hal yang sangat penting. Ia berjanji akan terus mendorong dialog antarkelompok masyarakat untuk mencegah konflik dan memperkuat persatuan.
Meskipun tidak menetapkan target 100 hari kerja, Obby Nasution tetap aktif melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Sumatera Utara. Tujuannya adalah untuk mendengarkan langsung aspirasi dan keluhan masyarakat. Ia meyakini bahwa dengan memahami kebutuhan riil masyarakat, program kerja yang dirancang akan lebih tepat sasaran dan efektif.
Obby juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk aparatur pemerintah, tokoh adat, dan pemuka agama, untuk bekerja sama dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan bersama. “Kita tidak bisa bekerja sendirian. Semua pihak harus terlibat dan berkontribusi,” ujarnya.
Meski tidak memiliki target 100 hari kerja, Obby Nasution tetap mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Banyak pihak yang mengapresiasi pendekatannya yang realistis dan berorientasi pada hasil jangka panjang. Mereka berharap bahwa dengan strategi ini, Sumatera Utara dapat mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan langkah Obby yang tidak menetapkan target 100 hari kerja. Beberapa kalangan menilai bahwa target tersebut penting sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi pemimpin. Menanggapi hal ini, Obby menjelaskan bahwa ia lebih memilih untuk bekerja secara konsisten dan terukur daripada sekadar mengejar pencapaian simbolis.
Obby Nasution juga menegaskan bahwa dirinya akan terus memantau dan mengevaluasi setiap program yang dijalankan. Ia berkomitmen untuk selalu terbuka terhadap masukan dan kritik dari masyarakat. “Kita harus terus belajar dan memperbaiki diri. Tidak ada program yang sempurna, tetapi kita harus berusaha untuk memberikan yang terbaik,” katanya.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Obby Nasution menyadari bahwa dirinya memikul tanggung jawab besar. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan potensi besar, namun juga menghadapi berbagai masalah seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pembangunan. Ia bertekad untuk menjadikan provinsi ini sebagai contoh keberhasilan pembangunan di Indonesia.
Obby Nasution juga mengajak seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk bersabar dan memberikan dukungan penuh. Ia meyakini bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, semua tantangan dapat diatasi. “Kita punya potensi besar. Jika kita bekerja bersama, tidak ada yang tidak mungkin kita capai,” ujarnya penuh semangat.
Secara keseluruhan, Obby Nasution memilih untuk tidak terjebak dalam pencapaian jangka pendek. Ia lebih memilih untuk fokus pada perencanaan dan pelaksanaan program yang berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, ia berharap dapat membawa Sumatera Utara menuju masa depan yang lebih baik dan sejahtera. “Ini bukan tentang 100 hari, tapi tentang apa yang bisa kita capai dalam lima tahun ke depan,” pungkasnya.