
Duniamedan.com – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa sebanyak 21 kabupaten/kota di wilayahnya telah mengusulkan pendirian Sekolah Rakyat sebagai bentuk solusi terhadap persoalan akses pendidikan masyarakat kurang mampu. Hal ini disampaikan saat ia mendampingi Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, dalam kunjungan kerja ke lokasi pembangunan Sekolah Rakyat di Kampus V Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU), Kota Tebing Tinggi, pada Jumat, 11 April 2025.
Kehadiran Sekolah Rakyat diharapkan menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam memperluas jangkauan pendidikan berbasis kerakyatan. Sekolah ini ditujukan bagi masyarakat marginal yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pendidikan formal, baik karena faktor ekonomi, lokasi, maupun keterbatasan sosial lainnya.
Dalam sambutannya, Bobby Nasution menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya Kementerian Sosial dan berbagai institusi pendidikan. “Program Sekolah Rakyat ini merupakan bentuk nyata dari kehadiran negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama bagi kelompok masyarakat yang seringkali terpinggirkan dalam sistem pendidikan konvensional,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemprov Sumatera Utara siap mendukung pengembangan program ini di seluruh kabupaten/kota yang telah mengajukan permohonan. Dukungan itu meliputi penyediaan lahan, sarana, serta sinergi dengan lembaga pendidikan dan organisasi sosial yang memiliki kepedulian terhadap isu pendidikan inklusif.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan pusat pemberdayaan masyarakat. Di sekolah ini, tidak hanya diajarkan pelajaran akademik, tetapi juga keterampilan hidup (life skills) yang berguna untuk mendukung kemandirian ekonomi peserta didik.
Menurutnya, pendekatan Sekolah Rakyat lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan komunitas setempat. Kurikulum yang digunakan pun mengedepankan prinsip partisipatif, di mana masyarakat ikut serta dalam merancang dan menjalankan program pembelajaran. “Ini adalah sekolah berbasis kebutuhan rakyat. Bukan hanya untuk mendapatkan ijazah, tapi untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik,” kata Saifullah Yusuf.
Kunjungan ke Kampus V UIN-SU di Kota Tebing Tinggi menjadi simbol kuat komitmen pemerintah dalam merealisasikan sekolah ini. Lokasi tersebut akan menjadi salah satu model percontohan untuk pengembangan Sekolah Rakyat di daerah lainnya. Di sana, Menteri Sosial dan Gubernur meninjau langsung progres pembangunan fasilitas pembelajaran yang diharapkan dapat segera digunakan oleh masyarakat.
Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Syahrin Harahap, turut menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai kehadiran Sekolah Rakyat di lingkungan kampus akan memperkuat peran universitas dalam menjalankan fungsi pengabdian kepada masyarakat. “Kami siap mendukung dengan tenaga pengajar, fasilitas, dan program pendampingan yang relevan dengan kondisi masyarakat sekitar,” ujar Syahrin.
Program Sekolah Rakyat juga mendapat respons positif dari berbagai organisasi masyarakat sipil dan lembaga sosial di Sumatera Utara. Banyak di antara mereka yang telah menyatakan kesiapan untuk terlibat sebagai relawan, mentor, atau penyelenggara pelatihan keterampilan di sekolah-sekolah tersebut.
Gubernur Bobby menekankan bahwa partisipasi aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan agar program ini dapat berkelanjutan. Ia juga mengajak sektor swasta untuk ikut ambil bagian melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), terutama dalam bentuk dukungan sarana dan beasiswa.
Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih terus melakukan verifikasi terhadap usulan dari 21 kabupaten/kota. Diharapkan, seluruh proses perencanaan dapat selesai dalam beberapa bulan ke depan sehingga pembangunan Sekolah Rakyat bisa segera dimulai di berbagai titik wilayah Sumut.
Ke depan, pemerintah akan menyiapkan sistem monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat penerima manfaat.
Sekolah Rakyat diyakini dapat menjadi jawaban bagi tantangan pendidikan yang tidak merata di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Dengan model yang adaptif dan berbasis masyarakat, sekolah ini memberi harapan baru bagi anak-anak putus sekolah, pekerja informal, dan kelompok rentan lainnya.
Langkah ini juga selaras dengan visi besar pembangunan Sumatera Utara yang menempatkan sektor pendidikan sebagai pilar utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Gubernur Bobby berharap, melalui pendidikan rakyat, ketimpangan sosial dan kemiskinan struktural dapat ditekan secara bertahap.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial, Sekolah Rakyat bukan hanya akan menjadi tempat belajar, tetapi juga simbol harapan dan kemajuan. Pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia pendidikan diharapkan terus bergandengan tangan untuk memastikan keberhasilan inisiatif mulia ini.