Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Investasi Masa Depan yang Penuh Warna

DUNIAMEDAN.COM – Medan . Suasana meriah dan penuh semangat mewarnai kegiatan Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan yang digelar pada Selasa, 29 April 2025. Acara yang berlangsung satu hari penuh ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen Pemerintah Kota Medan terhadap dunia pendidikan dan pelestarian budaya lokal.

Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, hadir langsung didampingi Ketua TP PKK Kota Medan, Airin Rico Waas. Kehadiran mereka disambut antusias ribuan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, hingga SMP, serta para guru dari seluruh penjuru Kota Medan.

Gebyar ini diawali dengan pertunjukan kreasi anak-anak TK yang berhasil memikat perhatian para tamu undangan. Anak-anak dari TK Wahidin membawakan senam sehat dengan energik, disusul pertunjukan angklung yang penuh harmoni dari TK Al Azhar. Kedua penampilan ini menjadi pembuka acara yang membangkitkan semangat dan antusiasme pengunjung.

Suasana semakin semarak ketika siswa-siswi SMP Negeri 1 Medan menampilkan tarian kolosal multietnis yang mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Tak ketinggalan, para guru juga ikut ambil bagian dengan menampilkan tarian tradisional Serampang Dua Belas, yang mendapat sambutan meriah dari penonton.

Momen haru dan membanggakan terjadi ketika salah seorang siswi SMP Negeri 1 Medan menyerahkan lukisan karyanya kepada Wali Kota Medan, Rico Waas, yang diketahui merupakan alumni sekolah tersebut. Lukisan tersebut menjadi simbol penghargaan dan motivasi bagi generasi muda untuk terus berkarya.

Dalam sambutannya, Rico Waas menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan dan kebudayaan sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia. Ia menyebut bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk investasi jangka panjang dalam membangun masyarakat Kota Medan yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya.

“Tanpa pendidikan, kita kehilangan arah. Tanpa budaya, kita kehilangan identitas. Maka keduanya harus kita jaga dan kembangkan bersama-sama,” tegas Rico Waas. Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Medan akan terus berupaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan secara merata di seluruh wilayah kota.

Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan ijazah kepada pelajar kurang mampu melalui program Tebus Ijazah, sebuah inisiatif sosial yang bertujuan agar setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh dokumen pendidikan mereka. Langkah ini mendapat apresiasi luas karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Selain itu, Pemko Medan secara resmi meluncurkan program Regrouping Sekolah, yakni penggabungan beberapa sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit agar menjadi satu kesatuan yang lebih efisien, efektif, dan berkualitas. Program ini dinilai sebagai solusi strategis dalam pemerataan pendidikan.

Rico Waas menegaskan bahwa inovasi pendidikan harus terus dilakukan agar sekolah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat bertumbuhnya kreativitas, pembentukan karakter, serta kecintaan terhadap budaya lokal yang semakin luntur di tengah arus globalisasi.

Meski perkembangan pendidikan di Kota Medan menunjukkan tren positif, Rico mengakui bahwa tantangan masih tetap ada. Salah satu tantangan besar saat ini adalah pengaruh teknologi yang begitu cepat serta arus budaya asing yang dapat menggeser nilai-nilai budaya Indonesia.

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak—baik guru, orang tua, maupun masyarakat luas—untuk bersama-sama menjaga ekosistem pendidikan yang sehat dan berbudaya. Rico percaya bahwa kemajuan teknologi harus dimanfaatkan untuk memperkuat pendidikan, bukan menggantikannya dengan hal-hal yang merusak nilai moral.

Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga menjadi forum refleksi atas capaian dan tantangan dunia pendidikan di Kota Medan.

Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, Pemerintah Kota Medan berharap mampu menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki jati diri yang kuat, menjunjung nilai-nilai budaya, serta siap menghadapi masa depan.

Kemeriahan acara ini menutup hari dengan pesan kuat: pendidikan dan kebudayaan bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan satu kesatuan yang harus dijaga, ditanamkan, dan diwariskan demi kejayaan bangsa di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *