Remaja Tergeletak di Jalan Cemara Diduga Korban Tawuran, Polisi: Berinisial FH, Masih Pelajar

DUNIAMEDAM.COM – Sebuah video mengejutkan beredar di media sosial pada Jumat (tanggal tidak disebutkan), memperlihatkan seorang remaja pria tergeletak di tengah jalan aspal. Remaja yang mengenakan sweater hoodie berwarna cokelat itu terlihat tidak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan busa, mengundang kekhawatiran dari warga dan netizen. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Cemara, Kelurahan Pulo Brayan II, Kecamatan Medan Timur.

Dalam video berdurasi singkat tersebut, sejumlah warga tampak mengerubungi korban yang tergeletak di badan jalan. Namun, tak seorang pun tampak memberikan pertolongan secara langsung. Ketakutan dan kebingungan terlihat jelas di wajah para saksi mata. Beberapa warga bahkan mengira korban telah meninggal dunia karena kondisinya yang tampak kritis.

Peristiwa itu langsung menyita perhatian publik. Warganet ramai-ramai membagikan video dengan narasi bahwa korban adalah salah satu pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran antar sekolah. Tawuran diduga terjadi di kawasan padat lalu lintas tersebut dan menyebabkan korban jatuh pingsan setelah mengalami kekerasan fisik dari kelompok lawan.

Pihak kepolisian dari Polsek Medan Timur yang menerima laporan segera bergerak menuju lokasi. Petugas datang untuk mengamankan lokasi kejadian dan membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, Iptu Ervan Lian Siahaan, dalam keterangannya menyatakan bahwa korban diketahui berinisial FH (16) dan masih berstatus sebagai pelajar. Ia membenarkan bahwa peristiwa tersebut terkait dengan aksi kekerasan yang diduga berasal dari tawuran antar pelajar.

“Korban berinisial FH, umur 16 tahun, saat ini masih dalam perawatan. Kami masih mendalami kronologi kejadian untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi dan siapa saja yang terlibat,” ujar Iptu Ervan kepada awak media.

Saat ditemukan, kondisi FH cukup memprihatinkan. Ia tampak mengalami kejang dan dari mulutnya keluar busa, tanda kemungkinan trauma fisik atau serangan mendadak. Hal inilah yang membuat warga tidak berani memberikan pertolongan secara langsung, mengingat risiko medis yang mungkin terjadi.

Pihak keluarga FH telah dihubungi dan saat ini mendampingi korban di rumah sakit. Polisi juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan. Sejumlah rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian juga sedang diperiksa untuk melacak kemungkinan pelaku atau kelompok yang terlibat.

Kapolsek Medan Timur AKP Rona Tambunan menyampaikan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku kekerasan, apalagi jika terbukti ada unsur tawuran yang terorganisir. Ia menegaskan bahwa aksi kekerasan di jalanan, terutama melibatkan pelajar, tidak bisa ditoleransi dan harus dihentikan dengan langkah hukum.

Masyarakat dan tokoh pendidikan di Medan turut mengungkapkan keprihatinan atas kejadian tersebut. Mereka mendesak adanya tindakan nyata dari sekolah, pemerintah daerah, dan kepolisian dalam menangani dan mencegah maraknya tawuran antar pelajar di kota Medan.

Psikolog remaja, Dr. Rina Andayani, menilai bahwa aksi tawuran yang semakin sering terjadi menunjukkan adanya krisis nilai di kalangan remaja. Ia menyarankan perlunya pendekatan konseling, pendidikan karakter, serta keterlibatan aktif orang tua untuk mencegah remaja terjerumus dalam kekerasan.

Kasus ini juga menjadi sorotan di media sosial, di mana masyarakat mendesak agar tindakan kekerasan di kalangan pelajar segera ditangani secara sistemik. Tidak sedikit warganet yang mengutuk aksi tersebut dan menuntut adanya sanksi keras terhadap para pelaku.

Polisi menyatakan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sejumlah pelajar dari sekolah yang diduga terlibat akan dipanggil untuk dimintai keterangan. Jika terbukti ada pelanggaran hukum, mereka akan diproses sesuai aturan yang berlaku, meski berstatus di bawah umur.

Hingga artikel ini ditulis, kondisi FH dikabarkan mulai stabil. Namun ia masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Keluarga korban berharap agar kasus ini dapat segera diusut tuntas dan tidak ada korban lain yang mengalami nasib serupa.

Peristiwa ini menjadi pengingat serius akan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan lingkungan aman dan sehat bagi generasi muda. Kekerasan bukan solusi, dan pendidikan karakter harus terus ditekankan agar remaja Indonesia tumbuh sebagai generasi yang bijak dan bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *