Lima Hari Sekolah Akan Diterapkan di Sumut, Ini Pandangan Menteri Abdul Mu’ti

DUNIAMEDAN.COM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, menanggapi rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) yang akan menerapkan sistem lima hari sekolah bagi jenjang SMA dan SMK mulai tahun ajaran 2025/2026. Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara wisuda Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Hotel Selecta, Jalan Listrik, Kota Medan, Selasa, 8 Juli 2025.

Abdul Mu’ti menyatakan bahwa penerapan lima hari sekolah bukanlah kebijakan baru di tingkat nasional. Sistem ini sudah lama diatur dalam kebijakan Kementerian Pendidikan dan bersifat opsional, tergantung kesiapan daerah dan satuan pendidikan masing-masing. “Ini secara nasional yang ditetapkan lama belajar dalam satu minggu, sudah ada ketentuannya,” ujar Mu’ti.

Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi masing-masing daerah. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki kesiapan yang sama, baik dari segi infrastruktur, budaya belajar, maupun ketersediaan tenaga pendidik yang memadai.

Menteri juga menyampaikan bahwa tujuan utama dari penerapan lima hari sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu pembelajaran serta memberikan ruang lebih bagi siswa dan guru untuk beristirahat atau melakukan kegiatan non-akademik, termasuk kegiatan keagamaan, sosial, dan keluarga.

“Sekolah lima hari itu bukan semata-mata untuk mengurangi waktu belajar, tapi juga memberikan keseimbangan antara kehidupan akademik dan kehidupan pribadi siswa. Ini penting untuk membentuk karakter dan kesehatan mental peserta didik,” tambahnya.

Namun demikian, Abdul Mu’ti juga mengingatkan bahwa implementasi kebijakan ini harus dikawal dengan ketat. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kesiapan sekolah, termasuk dalam hal kurikulum, jadwal belajar, dan dukungan dari orang tua siswa.

Menanggapi khusus Provinsi Sumatera Utara, ia menghargai inisiatif Pemprov dalam menyesuaikan sistem pendidikan yang dianggap lebih efisien. “Saya kira Pemprov Sumut punya dasar dan kajian yang cukup untuk menerapkan kebijakan ini. Tapi tentu, pemerintah pusat akan terus memantau dan memberikan dukungan yang diperlukan,” ujar Mu’ti.

Penerapan lima hari sekolah ini juga membuka ruang diskusi di kalangan masyarakat, terutama orang tua siswa. Sebagian mendukung karena anak memiliki dua hari libur untuk berkegiatan di luar sekolah, namun ada pula yang khawatir beban belajar menjadi terlalu padat dalam lima hari.

Terkait kekhawatiran tersebut, Mu’ti menjelaskan bahwa sistem lima hari sekolah bukan berarti menambah beban pelajaran per hari. Materi dan kegiatan belajar tetap disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, dan guru harus diberikan pelatihan untuk mengelola waktu pembelajaran secara efektif.

Di sisi lain, ia juga mendorong agar sekolah tetap menjaga semangat inklusif dan partisipatif dalam menjalankan kebijakan ini. Keterlibatan komite sekolah, orang tua, serta masyarakat luas menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan sistem lima hari belajar.

Sebagai tambahan, Kementerian Pendidikan telah menyiapkan panduan teknis pelaksanaan sistem lima hari sekolah. Panduan ini mencakup pengaturan waktu belajar, pemetaan mata pelajaran, serta mekanisme pelaporan evaluasi di tingkat sekolah.

Abdul Mu’ti berharap dengan penerapan sistem ini, kualitas pendidikan di Sumatera Utara semakin meningkat dan para siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang seimbang, tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan integritas pribadi.

Dalam acara wisuda UMSU, Mu’ti juga menyampaikan apresiasi atas peran perguruan tinggi dalam mendukung sistem pendidikan nasional. Ia mendorong kampus-kampus untuk terus menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah dalam pengembangan pendidikan berbasis karakter dan teknologi.

Sementara itu, pihak Dinas Pendidikan Sumatera Utara menyatakan akan segera menyosialisasikan teknis pelaksanaan sistem lima hari sekolah ke seluruh SMA dan SMK se-provinsi. Mereka juga tengah mempersiapkan pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik sebagai bagian dari transisi kebijakan ini.

Dengan langkah awal yang hati-hati dan koordinasi antara pusat dan daerah yang solid, diharapkan sistem lima hari sekolah di Sumut dapat berjalan dengan baik dan membawa manfaat jangka panjang bagi dunia pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *