
DUNIAMEDAN.COM – Penyanyi asal Amerika Serikat, Melly Mike, dipastikan akan hadir dan tampil dalam Festival Budaya Pacu Jalur 2025 yang akan digelar di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, pada 20 hingga 24 Agustus mendatang. Yang mengejutkan, Melly Mike menyatakan akan tampil secara sukarela alias tanpa bayaran, sebagai bentuk apresiasinya terhadap masyarakat Indonesia, khususnya Riau.
Kehadiran Melly Mike menjadi sorotan publik lantaran keputusannya yang tak biasa di tengah industri hiburan internasional yang serba komersial. Ia mengaku merasa sangat terhormat dan terharu karena lagu miliknya yang berjudul Young Black and Rich viral setelah digunakan sebagai musik latar dalam penampilan tarian tradisional oleh seorang bocah asal Kuansing bernama Rayyan Arkan Dikha (11).
Penampilan Rayyan yang energik dan penuh semangat dalam tarian pembuka Pacu Jalur 2024 lalu sukses menyedot perhatian jutaan netizen. Dengan latar lagu Young Black and Rich, aksi Rayyan menjadi viral di media sosial dan bahkan mengundang perhatian media luar negeri. Video tersebut tersebar luas di TikTok dan Instagram, membuat nama Melly Mike ikut terangkat di pasar Asia Tenggara.
Dalam unggahan media sosial resminya, Melly Mike mengaku sangat terkesan dengan budaya Pacu Jalur dan semangat masyarakat Riau dalam melestarikan tradisi. “Saya tidak pernah menyangka lagu saya bisa menjadi bagian dari sesuatu yang begitu otentik dan penuh semangat seperti tarian Pacu Jalur. Ini adalah bentuk penghargaan saya kepada Rayyan dan seluruh masyarakat Riau,” tulisnya.
Panitia Festival Pacu Jalur 2025 menyambut baik kehadiran Melly Mike dan menyebutnya sebagai momen bersejarah yang akan memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat. Menurut Ketua Panitia, H. Zulhendri, kehadiran artis internasional tanpa bayaran menunjukkan betapa besar dampak budaya lokal ketika diperkenalkan ke dunia secara kreatif.
“Ini menjadi contoh bahwa budaya kita punya kekuatan global. Apa yang dilakukan Rayyan dan masyarakat Kuansing mampu menggugah hati seniman dunia,” ujar Zulhendri dalam konferensi pers pada awal Juli lalu. Ia menambahkan bahwa Melly Mike akan tampil dalam sesi penutupan festival yang dijadwalkan pada 24 Agustus 2025.
Melly Mike dijadwalkan tidak hanya tampil membawakan lagunya, tetapi juga akan mengikuti berbagai rangkaian acara budaya lainnya, termasuk menyaksikan langsung perlombaan Pacu Jalur yang merupakan warisan budaya tak benda asal Riau. Ia disebut sangat antusias mengenal lebih jauh budaya lokal yang menjadi latar viralnya lagunya.
Dinas Pariwisata Provinsi Riau menyambut baik antusiasme Melly Mike dan menyatakan bahwa festival tahun ini akan menjadi yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kehadirannya diperkirakan akan mendatangkan ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyaksikan langsung penampilan Melly Mike serta pesona budaya Pacu Jalur.
Rayyan Arkan Dikha, bocah yang menjadi pemicu viralnya lagu Melly Mike di Indonesia, juga akan tampil kembali dalam festival tahun ini. Ia disebut akan tampil berpasangan dengan Melly Mike dalam pertunjukan khusus yang menggabungkan unsur budaya lokal dengan musik modern. Pertunjukan ini diharapkan menjadi simbol kolaborasi budaya lintas negara yang harmonis.
Keluarga Rayyan mengungkapkan rasa bahagia dan bangga atas perhatian dunia terhadap aksi anak mereka. “Kami tidak pernah menyangka bahwa tarian Rayyan bisa berdampak sebesar ini. Kami bersyukur budaya lokal bisa menjadi jembatan penghubung antara dua dunia yang berbeda,” ujar ayah Rayyan dalam wawancara dengan media lokal.
Pengamat budaya sekaligus sosiolog dari Universitas Riau, Dr. Andi Zamzami, menyebut bahwa peristiwa ini adalah bukti nyata kekuatan media sosial dalam mempromosikan budaya lokal. “Kita harus belajar dari Rayyan dan Melly Mike bahwa di era digital, ekspresi budaya lokal bisa bersaing dan bersanding dengan budaya global,” jelasnya.
Kehadiran Melly Mike juga menjadi sinyal positif bagi seniman lokal bahwa keterbukaan terhadap inovasi dan kolaborasi bisa membawa budaya mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Pemerintah daerah Kuansing disebut akan memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan program promosi wisata dan budaya daerah secara lebih luas dan berkelanjutan.
Festival Pacu Jalur sendiri merupakan agenda tahunan yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lomba mendayung perahu panjang di Sungai Kuantan ini tidak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga lambang persatuan, sportivitas, dan kekayaan tradisi masyarakat Kuansing.
Dengan kolaborasi lintas negara seperti ini, Festival Pacu Jalur 2025 diharapkan mampu mencetak sejarah baru dalam dunia pariwisata budaya di Indonesia. Momen ini tidak hanya akan dikenang oleh masyarakat Riau, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mencintai, melestarikan, dan mengembangkan budaya mereka.