
DUNIAMEDAN.COM – Peristiwa tragis terjadi di Jalan Semanggi, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pada Minggu dini hari, 13 Juli 2025. Seorang kepala lingkungan (kepling) bernama Agus Wandana (29), dilaporkan membacok istrinya sendiri, Pitrianingsih, hingga dalam kondisi kritis dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Kejadian ini mengejutkan warga sekitar karena Agus dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dipercaya memimpin lingkungan di Kecamatan Sei Dadap. Tidak ada yang menyangka, sosok yang dianggap tenang dan bijak itu, justru tega melukai pasangannya sendiri dalam situasi yang diduga dipicu pertengkaran rumah tangga.
Menurut keterangan saksi mata, insiden berdarah itu terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Warga sekitar mendengar suara teriakan perempuan minta tolong dari rumah pasangan tersebut. Beberapa warga kemudian keluar rumah dan mendapati Pitrianingsih bersimbah darah di halaman rumah, sementara Agus masih berada di lokasi kejadian sambil membawa sebilah parang.
Salah seorang warga yang pertama kali melihat kejadian langsung menghubungi pihak kepolisian dan ambulans. Korban yang mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan segera dilarikan ke RSUD Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran untuk mendapatkan penanganan medis darurat.
Pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa korban berada dalam kondisi kritis akibat luka bacok yang cukup dalam. Tim medis segera melakukan operasi untuk menghentikan pendarahan dan menyelamatkan nyawanya. Hingga berita ini ditulis, Pitrianingsih masih berada dalam ruang perawatan intensif.
Sementara itu, pelaku Agus Wandana langsung diamankan oleh aparat kepolisian dari Polres Asahan tak lama setelah kejadian. Ia tidak melakukan perlawanan saat ditangkap, namun terlihat kebingungan dan linglung saat dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kapolres Asahan, AKBP Riki Ramadhani, dalam konferensi persnya menyampaikan bahwa pelaku saat ini sudah ditahan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif. “Motif sementara diduga karena pertengkaran rumah tangga yang berujung pada kekerasan fisik. Namun kami masih mendalami lebih lanjut apa penyebab utamanya,” jelasnya.
Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa pasangan suami istri ini kerap mengalami konflik sejak beberapa bulan terakhir. Beberapa warga bahkan mengaku sering mendengar pertengkaran dari dalam rumah mereka, namun tidak menyangka akan berujung pada tindakan sekejam ini.
Peristiwa ini memicu keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat, terutama karena pelaku merupakan pejabat lingkungan yang seharusnya menjadi panutan dalam penyelesaian konflik secara damai. Banyak warga merasa kecewa dan marah atas tindakan yang dilakukan Agus terhadap istrinya.
Pemerintah Kecamatan Sei Dadap pun segera menggelar rapat darurat untuk membahas status Agus sebagai kepala lingkungan. Camat Sei Dadap, Herlina Siregar, menyatakan bahwa Agus akan segera diberhentikan dari jabatannya mengingat tindakannya telah mencoreng nama baik pemerintahan tingkat kelurahan.
Kasus ini juga menarik perhatian aktivis perempuan dan lembaga perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Mereka mendorong agar proses hukum terhadap pelaku berjalan transparan dan memberikan efek jera, serta meminta pemerintah untuk memperkuat perlindungan hukum bagi korban kekerasan domestik.
Salah satu aktivis dari Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Asahan, Rini Damayanti, menegaskan bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak boleh dianggap sebagai masalah pribadi. “Ini adalah kejahatan serius. Negara wajib hadir untuk memberikan keadilan bagi korban,” ujarnya.
Kepolisian juga tengah memeriksa barang bukti berupa sebilah parang yang digunakan pelaku saat menyerang korban. Selain itu, mereka juga mengumpulkan rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi untuk memperkuat berkas perkara yang akan dilimpahkan ke kejaksaan.
Masyarakat berharap agar proses hukum terhadap Agus Wandana berjalan seadil-adilnya dan tidak ada upaya perlindungan atau intervensi dari pihak mana pun. Mereka juga menyerukan agar kasus ini menjadi pelajaran bagi seluruh warga agar menyelesaikan masalah rumah tangga dengan cara yang damai dan bermartabat.
Dengan insiden ini, Kabupaten Asahan kembali dihadapkan pada urgensi penanganan kasus KDRT yang sering kali tersembunyi di balik dinding rumah. Perlu sinergi antara aparat, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan dampak kekerasan dalam rumah tangga.