
DUNIAMEDAN.COM – Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan perombakan Kabinet Merah Putih. Langkah politik ini sontak menarik perhatian publik, terutama karena adanya perubahan di posisi strategis Menteri Pertahanan (Menhan).
Dalam keputusan tersebut, Edy Rahmayadi ditunjuk sebagai Menhan menggantikan Sjafrie Samsudin. Sjafrie sendiri tidak tersingkir, melainkan mendapat tugas baru sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Pelantikan digelar di Istana Negara dengan khidmat dan dihadiri para pejabat tinggi negara. Prabowo menyampaikan bahwa perombakan ini bertujuan memperkuat kinerja kabinet, sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan strategis pemerintahan saat ini.
Menurut Prabowo, Edy Rahmayadi memiliki pengalaman yang mumpuni di bidang militer dan pemerintahan, sehingga diyakini mampu mengawal kebijakan pertahanan nasional dengan lebih efektif. “Beliau sudah teruji, baik ketika memimpin TNI maupun saat menjabat gubernur. Saya yakin Edy mampu menjalankan tugas berat ini,” ujar Prabowo.
Sementara itu, penempatan Sjafrie Samsudin sebagai Menko Polhukam dipandang sebagai bentuk penguatan koordinasi lintas sektor dalam bidang keamanan dan politik. Prabowo menilai Sjafrie memiliki kapasitas untuk menjembatani hubungan antara kementerian terkait, aparat penegak hukum, dan lembaga politik.
Edy Rahmayadi sendiri dalam pernyataannya usai dilantik menyampaikan rasa syukur sekaligus komitmen penuh. “Ini amanah yang sangat besar. Saya akan bekerja sebaik mungkin untuk menjaga kedaulatan, pertahanan, dan keamanan negara,” katanya singkat.
Perombakan kabinet ini mendapat tanggapan beragam dari pengamat politik. Sebagian menilai langkah Prabowo sebagai strategi memperkuat posisi pemerintah menghadapi tantangan global dan domestik. “Menhan adalah jabatan vital, keputusan ini menunjukkan Presiden ingin memastikan pertahanan negara berada di tangan yang benar-benar siap,” ujar seorang analis.
Di sisi lain, publik juga menyoroti rekam jejak Edy Rahmayadi ketika menjabat Gubernur Sumatera Utara. Meski banyak menuai kritik, ia dinilai memiliki kepemimpinan yang tegas dan kemampuan manajerial dalam mengatur birokrasi.
Para legislator di Senayan pun menyatakan siap mengawal kebijakan pertahanan di bawah kepemimpinan Edy. Beberapa anggota DPR bahkan optimistis kebijakan modernisasi alutsista bisa dipercepat dengan gaya kepemimpinan barunya.
Perombakan ini bukan hanya soal pergantian posisi, melainkan juga sinyal politik dari Prabowo bahwa pemerintahannya terus melakukan penyesuaian untuk menjawab dinamika. Termasuk dalam bidang pertahanan, keamanan, hingga stabilitas politik nasional.
Selain Edy Rahmayadi dan Sjafrie Samsudin, beberapa nama lain juga dilantik di kursi kementerian berbeda. Namun, perhatian terbesar publik tetap tertuju pada reposisi di sektor pertahanan.
Dengan masuknya Edy Rahmayadi ke jajaran kabinet, publik menunggu gebrakan dan arah baru kebijakan pertahanan ke depan. Harapan utamanya adalah peningkatan profesionalisme TNI, modernisasi peralatan militer, serta penguatan pertahanan maritim di tengah situasi geopolitik yang kian dinamis.