
Duniamedan.com – Ratusan massa yang tergabung dalam berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), Selasa (20/1/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap maraknya praktik pengoplosan gas subsidi yang diduga melibatkan mafia besar di wilayah tersebut. Massa juga mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelaku yang terlibat dalam jaringan tersebut.
Massa Blokir Jalan dan Bakar Ban Dalam aksinya, massa memblokir jalan utama di depan Polda Sumut, mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan tersebut mengalami kemacetan parah. Beberapa demonstran membakar ban sebagai simbol kekecewaan atas lambannya penanganan kasus oleh pihak berwenang. “Kami sudah bosan dengan janji-janji tanpa tindakan nyata. Mafia gas subsidi harus segera ditangkap!” teriak seorang orator dari atas mobil komando.
Tuntutan Tegas terhadap Aparat Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok buruh, mahasiswa, dan ibu rumah tangga, membawa spanduk dan poster bertuliskan tuntutan mereka. Salah satu spanduk berbunyi, “Tangkap dan Adili Mafia Gas Subsidi, Rakyat Butuh Kepastian!” Para demonstran menilai bahwa keberadaan mafia gas telah merugikan masyarakat kecil yang sangat bergantung pada gas subsidi untuk kebutuhan sehari-hari.
Kelangkaan Gas Subsidi Salah satu alasan utama di balik protes ini adalah kelangkaan gas subsidi yang semakin terasa di berbagai wilayah di Sumut. Beberapa warga mengeluhkan bahwa mereka harus membeli gas bersubsidi dengan harga jauh di atas harga eceran yang ditetapkan pemerintah. “Kami kesulitan mendapatkan gas. Kalau pun ada, harganya mahal sekali. Ini jelas ulah mafia,” ujar Siti, seorang ibu rumah tangga yang ikut dalam aksi tersebut.
Dugaan Keterlibatan Oknum Dalam orasi yang disampaikan, para demonstran menyinggung dugaan keterlibatan oknum tertentu dalam jaringan pengoplosan gas subsidi. Mereka menduga ada pihak-pihak yang seharusnya menegakkan hukum namun justru melindungi praktik ilegal ini. “Kami mendesak Polda Sumut untuk segera mengusut tuntas dan menindak tegas siapa pun yang terlibat, tanpa pandang bulu,” ujar salah satu perwakilan massa.
Respons dari Polda Sumut Perwakilan Polda Sumut akhirnya menemui massa untuk meredakan situasi. Dalam pernyataannya, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, memastikan bahwa pihaknya sedang mendalami kasus tersebut. “Kami sudah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Siapa pun yang terbukti terlibat akan kami tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.
Massa Tidak Puas Meski mendapatkan respons dari pihak kepolisian, sebagian demonstran mengaku belum puas. Mereka menilai bahwa pernyataan tersebut tidak cukup meyakinkan tanpa adanya bukti nyata berupa penangkapan para pelaku. “Kami tidak butuh janji, kami butuh bukti. Tangkap mafia gas sekarang juga!” seru salah satu demonstran.
Dampak Sosial dan Ekonomi Praktik pengoplosan gas subsidi tidak hanya merugikan masyarakat dari sisi ekonomi, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan. Gas oplosan yang dijual tanpa standar keamanan dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran, yang menambah keresahan masyarakat. “Kami tidak ingin ada korban jiwa akibat ulah mafia ini,” kata seorang aktivis.
Komitmen Pemerintah Daerah Selain menekan kepolisian, para demonstran juga mendesak pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam mengawasi distribusi gas subsidi. Mereka meminta adanya regulasi yang lebih ketat untuk memastikan gas subsidi sampai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Aksi Berakhir Ricuh Setelah berjam-jam berunjuk rasa, aksi massa berakhir dengan sedikit kericuhan. Beberapa demonstran mencoba memaksa masuk ke dalam area Polda Sumut, namun berhasil dihalau oleh aparat keamanan. Tidak ada laporan korban luka dalam insiden tersebut, namun situasi sempat memanas sebelum akhirnya massa membubarkan diri.
Langkah Selanjutnya Para demonstran berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Mereka bahkan mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi. “Ini baru langkah awal. Jika dalam waktu dekat tidak ada penangkapan, kami akan turun dengan massa yang lebih banyak,” ujar salah seorang koordinator aksi.
Seruan untuk Perubahan Aksi ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk lebih serius menangani masalah gas subsidi. Selain itu, masyarakat berharap agar regulasi distribusi gas subsidi diperketat untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.