
DUNIAMEDAN.COM – Kota Medan diguyur hujan deras pada Sabtu sore (24/5) yang mengakibatkan banjir di berbagai titik strategis. Salah satu lokasi yang paling parah terkena dampak adalah Jalan Letda Sudjono di kawasan Medan Tembung, dimana genangan air mencapai ketinggian yang signifikan. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB dan berlangsung hingga beberapa jam kemudian.
Menurut laporan warga setempat, ketinggian air di beberapa ruas jalan mencapai 40-50 cm, membuat kendaraan roda dua kesulitan melintas. Beberapa pengendara terpaksa mematikan mesin kendaraan mereka dan mendorongnya ke tempat yang lebih tinggi. “Air datang sangat cepat, dalam waktu 30 menit jalan sudah tidak bisa dilewati,” ujar Andi, seorang pedagang di sekitar lokasi.
Dinas Perhubungan Kota Medan segera menurunkan petugas untuk mengatur lalu lintas dan membantu pengendara yang terjebak banjir. Mereka juga memasang rambu-rambu peringatan di titik-titik yang tergenang air. “Kami memprioritaskan pengalihan arus kendaraan ke rute alternatif untuk menghindari kemacetan panjang,” jelas Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Ir. Budi Santoso.
Banjir ini menyebabkan kemacetan parah di sepanjang Jalan Letda Sudjono dan jalan-jalan sekitarnya. Kendaraan yang tetap memaksa melintas di area banjir berisiko mengalami mogok karena air yang masuk ke sistem pembakaran mesin. Beberapa mobil terlihat terparkir di tepi jalan dengan kap mesin terbuka setelah gagal melintasi genangan.
Pemerintah Kota Medan melalui BPBD setempat segera mengeluarkan peringatan kepada warga. “Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari sementara kawasan yang terkena banjir dan menggunakan rute alternatif,” kata Kepala BPBD Medan, Drs. Ahmad Yani. Peringatan ini disebarkan melalui media sosial resmi pemerintah dan sistem peringatan dini berbasis SMS.
Berdasarkan analisis sementara, banjir terjadi karena intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat melebihi kapasitas saluran drainase. “Sistem drainase di kawasan tersebut memang sudah sering menjadi masalah saat hujan deras,” ungkap Kepala Dinas PU Kota Medan, Ir. H. Muhammad Ali. Faktor lain yang memperparah adalah banyaknya sampah yang menyumbat saluran air.
Tim gabungan dari dinas terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan penanganan darurat. Mereka membersihkan saluran air yang tersumbat dan menggunakan pompa portable untuk mengurangi genangan. “Kami bekerja sama dengan warga untuk mempercepat proses penanganan,” tambah Muhammad Ali.
Dampak banjir juga dirasakan oleh para pedagang di sepanjang Jalan Letda Sudjono. Beberapa kios terpaksa menutup usaha lebih awal karena air mulai masuk ke dalam tempat usaha mereka. “Ini sudah ketiga kalinya tahun ini kios kami kebanjiran,” keluh Siti, seorang pedagang makanan yang harus memindahkan barang-barangnya ke tempat lebih tinggi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Medan menyatakan bahwa hujan deras ini masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. “Masyarakat diharap waspada terhadap potensi banjir dan genangan air, terutama di kawasan dengan sistem drainase kurang baik,” jelas Kepala BMKG Medan, Dr. Arifin.
Beberapa warga mengkritik lambatnya penanganan masalah drainase di kawasan tersebut. “Setiap tahun selalu banjir, tapi perbaikannya tidak pernah tuntas,” protes Rudi, seorang warga Medan Tembung. Menanggapi hal ini, pemerintah kota berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase kota.
Dampak banjir juga mempengaruhi aktivitas di beberapa sekolah dan tempat ibadah di sekitar lokasi. Beberapa kegiatan terpaksa ditunda karena akses jalan yang terputus. “Kami harus membatalkan kegiatan pengajian malam ini karena jalan menuju mushalla tidak bisa dilalui,” ujar Ustadz Fahmi, pengurus mushalla setempat.
Tim SAR setempat siaga penuh untuk mengantisipasi kemungkinan adanya korban yang membutuhkan evakuasi. “Sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa, tapi kami tetap siaga 24 jam,” kata Koordinator Tim SAR Medan, Hendra Gunawan. Mereka telah menyiapkan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya.
Pemerintah kota mengimbau warga yang rumahnya terendam untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Beberapa posko pengungsian telah disiapkan di kelurahan terdekat yang menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, selimut, dan obat-obatan. “Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk penanganan pengungsi,” jelas Ahmad Yani.
Hingga berita ini diturunkan, proses pemompaan air masih terus dilakukan di beberapa titik. Warga dihimbau untuk terus memantau perkembangan melalui kanal resmi pemerintah kota. “Kami akan terus update informasi terkait perkembangan penanganan banjir ini,” pungkas Budi Santoso mewakili pemerintah kota.
Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya perbaikan sistem drainase dan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Pemerintah kota berjanji akan menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan infrastruktur ke depan, sementara warga diharapkan lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyumbatan saluran air.