Diduga Ditabrak Motor Polisi, Nenek 70 Tahun di Medan Alami Patah Tulang Serius

DUNIAMEDAN.COM – Sebuah insiden lalu lintas yang melibatkan seorang anggota kepolisian kembali menjadi sorotan publik. Seorang nenek bernama Rodiah (70), warga Kota Medan, Sumatra Utara, mengalami patah tulang kaki setelah ditabrak sepeda motor yang dikendarai oleh seorang oknum polisi. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis pagi, 17 Juli 2025, sekitar pukul 10.00 WIB.

Insiden ini terjadi di kawasan Jalan Setia Budi, salah satu ruas jalan yang cukup ramai di Kota Medan. Menurut keterangan saksi mata, Rodiah saat itu tengah menyeberang jalan di dekat pasar tradisional. Ia berjalan perlahan dengan bantuan tongkat, ketika tiba-tiba datang sebuah sepeda motor dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi.

Sepeda motor tersebut ternyata dikendarai oleh seorang pria berseragam polisi yang diduga tengah terburu-buru. Tidak sempat menghindar, sepeda motor itu menabrak tubuh nenek malang tersebut hingga tersungkur ke aspal. Warga sekitar langsung berlari menghampiri untuk memberikan pertolongan.

Rodiah yang dalam kondisi kesakitan kemudian dievakuasi oleh warga ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa korban mengalami patah tulang pada kaki kanan dan memar serius di beberapa bagian tubuhnya akibat benturan keras saat kecelakaan.

Pihak keluarga korban merasa terpukul dan kecewa atas kejadian ini. Anak korban, Sulastri (40), mengaku tidak menyangka ibunya bisa mengalami kecelakaan seburuk itu, terlebih lagi yang terlibat adalah aparat kepolisian. Ia berharap kasus ini segera ditangani secara adil oleh pihak yang berwenang.

Sementara itu, pihak kepolisian membenarkan adanya kejadian tersebut. Dalam pernyataan tertulisnya, Kapolrestabes Medan menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menimpa korban. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap oknum anggota yang bersangkutan dan tidak akan menutup-nutupi kejadian ini.

“Kami turut prihatin atas kejadian ini dan memastikan bahwa korban akan mendapatkan penanganan medis yang maksimal. Oknum anggota yang terlibat telah dimintai keterangan, dan jika terbukti lalai, kami tidak segan memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku,” ujar Kapolrestabes.

Insiden ini memunculkan reaksi dari berbagai kalangan, termasuk aktivis perlindungan warga lansia. Mereka mengecam keras tindakan ceroboh aparat di jalan raya dan menuntut adanya evaluasi terhadap perilaku berkendara anggota kepolisian, terutama yang menggunakan kendaraan dinas di luar situasi darurat.

Menurut aktivis sosial bidang perlindungan lansia, insiden ini menunjukkan perlunya edukasi dan kesadaran hukum yang lebih tinggi, tidak hanya kepada masyarakat umum, tetapi juga kepada aparat penegak hukum. “Semua pengguna jalan, termasuk aparat, wajib mengutamakan keselamatan warga sipil, apalagi lansia,” tegasnya.

Di media sosial, kasus ini menjadi viral dan menimbulkan gelombang simpati terhadap korban. Warganet ramai-ramai mengecam tindakan sembrono pengendara motor tersebut dan mendesak agar aparat bertindak transparan serta memberikan keadilan bagi Rodiah.

Pihak keluarga korban menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada bantuan biaya pengobatan yang diserahkan secara resmi dari pihak kepolisian. Mereka berharap agar proses penyelidikan berjalan cepat, dan pelaku bertanggung jawab, baik secara hukum maupun moral.

Rodiah kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Tim medis menyatakan bahwa proses penyembuhan patah tulangnya akan memakan waktu cukup lama, mengingat usia korban yang sudah lanjut. Ia kemungkinan harus menggunakan alat bantu gerak dalam jangka panjang.

Pihak rumah sakit juga telah melaporkan kejadian ini secara resmi ke Dinas Kesehatan Kota Medan dan akan memberikan laporan medis lengkap untuk keperluan hukum jika dibutuhkan. Proses penyembuhan fisik dan trauma psikologis korban kini menjadi perhatian utama keluarga.

Kasus ini diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh pihak, terutama aparat penegak hukum, agar senantiasa menjunjung tinggi etika dan kehati-hatian dalam bertugas, termasuk dalam berkendara di jalan raya. Masyarakat juga menanti tindakan tegas dari institusi kepolisian untuk memberikan keadilan bagi korban.

Dengan berbagai tekanan dari publik dan media, kasus kecelakaan ini dipastikan tidak akan berhenti di permintaan maaf semata. Masyarakat menanti langkah nyata dalam penegakan disiplin dan pemberian ganti rugi, sebagai bentuk tanggung jawab institusi terhadap peristiwa yang memilukan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *