Kolaborasi Strategis Kadin-Indonesia dan Pengusaha Prancis untuk Realisasi 1.000 Dapur MBG

DUNIAMEDAN.COM – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan Mouvement des Entreprises de France (Medef), federasi pengusaha terkemuka asal Prancis, untuk mempercepat pembangunan 1.000 dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kerja sama internasional ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dalam forum bisnis Indonesia-France Business Forum 2025 di Jakarta, Kamis (29/5/2025).

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan ketahanan gizi masyarakat melalui program MBG. “Kerja sama dengan Medef akan memperkuat implementasi program MBG, khususnya dalam hal teknologi pengolahan makanan, manajemen logistik, dan pembangunan dapur umum berstandar internasional,” ujar Anindya usai penandatanganan di kantor Kemenko Perekonomian.

Program MBG sendiri merupakan inisiatif Kadin untuk menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat kurang mampu, sekaligus menekan angka stunting di Indonesia. Dengan melibatkan pengusaha Prancis, Kadin berharap dapat mengadopsi sistem penyediaan makanan massal yang efisien dan berkelanjutan. Medef diketahui memiliki pengalaman luas dalam pengelolaan program nutrisi melalui jejaring perusahaan makanan dan teknologi pangan di Eropa.

Dalam forum tersebut, kedua pihak sepakat untuk memfokuskan kerja sama pada tiga aspek utama: transfer teknologi pengolahan makanan, pelatihan SDM pengelola dapur umum, dan pengembangan model bisnis berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan Prancis yang tergabung dalam Medef akan memberikan pendampingan teknis mulai dari tahap perencanaan hingga operasional dapur MBG.

Anindya menambahkan, pembangunan 1.000 dapur MBG akan diprioritaskan di daerah-daerah dengan prevalensi stunting tinggi dan wilayah terpencil yang kesulitan akses pangan bergizi. “Kita mulai dengan membangun 100 dapur percontohan di 10 provinsi pada tahun pertama, kemudian akan diperluas secara bertahap,” jelasnya.

Dubes Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, menyambut baik kerja sama ini sebagai bentuk konkret hubungan ekonomi kedua negara. “Perusahaan Prancis siap berbagi keahlian di bidang teknologi pangan dan nutrisi untuk mendukung program yang sangat mulia ini,” ujarnya dalam forum yang sama.

Kolaborasi ini juga melibatkan pelaku usaha lokal sebagai mitra implementasi di daerah. Kadin akan memfasilitasi kemitraan antara pengusaha Prancis dengan UMKM makanan dan koperasi di Indonesia untuk menciptakan rantai pasok yang efisien. Dengan pendekatan ini, program MBG diharapkan tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.

Dari sisi pendanaan, program ini akan menggunakan skema hybrid financing yang menggabungkan kontribusi pengusaha, CSR perusahaan, dan pendanaan pemerintah. Medef telah berkomitmen untuk mengerahkan anggotanya berinvestasi dalam pengembangan teknologi untuk dapur MBG, sementara Kadin akan mengkoordinasikan pendanaan dari pengusaha nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang hadir dalam penandatanganan MoU, menyatakan dukungan penuh pemerintah terhadap inisiatif ini. “Program MBG selaras dengan agenda prioritas pemerintah dalam penurunan stunting dan ketahanan pangan. Kolaborasi dengan pengusaha Prancis akan membawa nilai tambah teknologi dan inovasi,” tegasnya.

Implementasi program akan melibatkan perguruan tinggi dari kedua negara untuk memastikan kualitas gizi makanan yang disediakan. Beberapa universitas ternama Prancis yang memiliki fakultas teknologi pangan akan bermitra dengan institusi lokal dalam menyusun menu seimbang dan fortifikasi makanan.

Di tingkat operasional, setiap dapur MBG akan dilengkapi dengan teknologi pengolahan makanan modern, sistem pendinginan, dan aplikasi manajemen distribusi. Medef akan memfasilitasi transfer pengetahuan ini melalui program pelatihan intensif bagi pengelola dapur dari tenaga kerja lokal.

Program ini juga dirancang untuk menciptakan multiplier effect ekonomi. Pembangunan dapur umum akan membuka lapangan kerja baru, mulai dari tenaga pengolah makanan, distributor, hingga petugas gizi. Kadin memperkirakan setiap dapur MBG dapat menyerap 15-20 tenaga kerja langsung dan puluhan pekerja tidak langsung.

Anindya Bakrie menekankan bahwa keberhasilan program ini akan diukur dari dua aspek: dampak gizi dan keberlanjutan ekonomi. “Kita tidak hanya ingin memberi makan, tapi menciptakan sistem yang mandiri. Dalam 3-5 tahun ke depan, dapur-dapur ini harus bisa beroperasi secara swadaya,” paparnya.

Sebagai langkah awal, Kadin dan Medef akan membentuk tim task force gabungan yang akan menyusun peta jalan implementasi selama satu tahun ke depan. Tim ini akan melakukan assesment kebutuhan di daerah sasaran dan menyiapkan pilot project di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi percontohan.

Kolaborasi internasional ini dinilai sebagai terobosan penting dalam penyelenggaraan program sosial berbasis kemitraan publik-swasta-global. Jika berhasil, model MBG ini berpotensi direplikasi di negara-negara berkembang lainnya yang menghadapi tantangan ketahanan pangan serupa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *