
DUNIAMEDAN.COM – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Kementerian Agama (Kemenag) tengah mempersiapkan pelaksanaan rukyatulhilal atau pemantauan hilal untuk menentukan awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah. Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa, 27 Mei 2025, serentak bersama 113 titik pemantauan lainnya di seluruh Indonesia.
Di Sumatera Utara, dua lokasi utama telah disiapkan untuk mendukung kegiatan penting ini. Lokasi pertama berada di Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Lokasi ini dipilih karena memiliki ketinggian dan pandangan horison yang cukup luas ke arah barat, sehingga ideal untuk melihat hilal saat matahari terbenam.
Sementara lokasi kedua berada di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Observatorium ini telah menjadi pusat kegiatan ilmiah dan edukasi astronomi Islam di Sumut, serta rutin digunakan dalam kegiatan rukyatulhilal setiap bulan hijriah.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI, Arsad Hidayat, dalam keterangannya pada Kamis, 22 Mei 2025, menyampaikan bahwa pemantauan hilal dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal yang sama. Ini merupakan bagian dari sistem kalender hijriah nasional yang terpadu.
“Pemantauan hilal awal Zulhijah akan dilakukan di 114 titik di seluruh Indonesia pada 27 Mei mendatang,” ujar Arsad Hidayat. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga astronomi, dan organisasi keagamaan dalam menyukseskan kegiatan ini.
Rukyatulhilal adalah metode yang digunakan untuk menentukan masuknya bulan baru dalam kalender Islam berdasarkan pengamatan langsung terhadap bulan sabit pertama (hilal) setelah matahari terbenam. Penentuan awal bulan Zulhijah sangat krusial karena berkaitan langsung dengan pelaksanaan ibadah haji dan hari raya Iduladha.
Di Sumatera Utara, kegiatan ini tidak hanya melibatkan ahli falak, tetapi juga dihadiri oleh perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengadilan Agama, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta organisasi keagamaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan keabsahan dan kesepakatan bersama atas hasil rukyatulhilal yang didapat.
Kepala Kanwil Kemenag Sumatera Utara, H. Ahmad Qosbi, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait. “Kami berharap cuaca mendukung sehingga pengamatan hilal bisa berjalan lancar. Selain itu, kami juga telah menyiapkan peralatan optik seperti teleskop dan kamera CCD untuk membantu pengamatan,” jelasnya.
Observatorium UMSU sendiri telah melakukan berbagai simulasi dan persiapan teknis sejak awal Mei 2025. Tim ahli dari Fakultas Agama Islam dan Ilmu Falak UMSU akan bekerja sama dengan Kemenag dalam mengumpulkan data visual yang dibutuhkan. Mereka juga menyiapkan laporan ilmiah yang nantinya akan diserahkan kepada sidang isbat nasional.
Masyarakat Sumatera Utara juga menunjukkan antusiasme terhadap kegiatan ini. Beberapa komunitas astronomi dan pelajar dari sekolah Islam turut diundang untuk menyaksikan langsung proses pemantauan hilal. Ini menjadi bagian dari edukasi publik tentang pentingnya ilmu falak dalam kehidupan beragama.
Jika hilal berhasil terlihat pada tanggal 27 Mei 2025, maka 1 Zulhijah 1446 H akan ditetapkan jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, Hari Raya Iduladha diperkirakan akan berlangsung pada Jumat, 6 Juni 2025, tergantung keputusan sidang isbat yang akan diumumkan malam harinya.
Namun, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Zulkaidah akan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah baru akan dimulai pada Kamis, 29 Mei 2025. Ketetapan ini akan diumumkan secara resmi oleh Kementerian Agama melalui siaran langsung sidang isbat di media nasional.
Proses rukyatulhilal ini menjadi bagian penting dalam menjaga keutuhan umat Islam di Indonesia dalam menjalankan ibadah secara serempak. Oleh karena itu, validitas dan transparansi proses menjadi fokus utama agar masyarakat mendapatkan kepastian yang terpercaya.
Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil resmi sidang isbat dan tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi, terutama yang beredar melalui media sosial. “Kami pastikan hasil yang diumumkan adalah hasil kolaborasi para ahli dan tokoh agama yang kompeten di bidangnya,” pungkas Arsad.
Dengan persiapan yang matang di dua titik utama di Sumatera Utara, diharapkan kegiatan pemantauan hilal kali ini berjalan lancar dan memberikan kontribusi nyata bagi penetapan awal bulan Zulhijah secara nasional. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya ilmu falak dalam praktik keagamaan.