Tingginya Angka Pengangguran di Belawan Jadi Sorotan Warga

DUNIAMEDAN.COM – Kelurahan Belawan Bahari, khususnya Lingkungan 11, Kecamatan Belawan, kembali mencatatkan angka pengangguran yang mengkhawatirkan. Hal ini disampaikan langsung oleh warga setempat pada Minggu (22/6/2025), yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan di wilayah tersebut. Keluhan ini muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi ekonomi keluarga yang semakin terpuruk.

Menurut keterangan beberapa warga, masalah pengangguran di Belawan sudah berlangsung cukup lama. “Sudah bertahun-tahun kami menghadapi masalah ini, namun belum ada solusi konkret dari pemerintah,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Mereka berharap adanya intervensi serius dari pemerintah daerah untuk menangani persoalan ini, mengingat dampaknya yang semakin meluas.

Data terbaru menunjukkan bahwa angka pengangguran di Kecamatan Belawan mencapai 12,5%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengangguran di Kota Medan yang berada di kisaran 8,9%. Angka ini semakin memprihatinkan jika melihat jumlah penduduk usia produktif yang terus meningkat setiap tahunnya. Banyak pemuda yang setelah lulus sekolah atau kuliah justru menganggur karena minimnya lapangan kerja.

Salah satu faktor penyebab tingginya pengangguran di Belawan adalah kurangnya industri padat karya di wilayah tersebut. Sebagai kawasan yang identik dengan pelabuhan, sebagian besar lapangan kerja justru membutuhkan keterampilan khusus yang tidak dimiliki oleh warga setempat. “Kami butuh pelatihan keterampilan agar bisa bersaing di dunia kerja,” tutur seorang warga lainnya.

Persoalan ini diperparah dengan masih rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar warga Belawan. Banyak anak muda yang terpaksa putus sekolah karena alasan ekonomi, sehingga sulit bersaing dalam mendapatkan pekerjaan layak. “Tanpa ijazah dan keterampilan, pilihan pekerjaan sangat terbatas,” keluh seorang ibu rumah tangga yang anaknya menganggur setelah lulus SMA.

Pemerintah setempat sebenarnya telah menggalakkan beberapa program pelatihan kerja melalui dinas terkait. Namun, warga menilai program tersebut belum menyentuh akar permasalahan. “Pelatihan yang ada seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja,” kritik seorang tokoh masyarakat Belawan. Mereka berharap adanya sinergi antara pemerintah dan dunia industri untuk menciptakan program yang lebih aplikatif.

Sektor informal menjadi tumpuan utama bagi banyak warga Belawan yang kesulitan mendapatkan pekerjaan formal. Berjualan di pasar, menjadi tukang ojek, atau bekerja serabutan menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari. “Ini bukan solusi ideal, tapi setidaknya bisa menghidupi keluarga sehari-hari,” ujar seorang pedagang kaki lima di sekitar Pelabuhan Belawan.

Dampak sosial dari tingginya pengangguran ini mulai terlihat jelas di masyarakat. Kasus perkelahian antarpemuda, penyalahgunaan narkoba, dan tindak kriminalitas lainnya kerap dikaitkan dengan masalah pengangguran. “Mereka yang frustasi karena tidak punya pekerjaan akhirnya mencari pelarian ke hal-hal negatif,” jelas seorang aktivis sosial setempat.

Beberapa warga menyarankan agar pemerintah memaksimalkan potensi kelautan dan perikanan di Belawan sebagai solusi pengangguran. “Kami punya laut yang kaya, tapi tidak dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan lapangan kerja,” ucap seorang nelayan. Mereka mengusulkan adanya program pemberdayaan masyarakat pesisir yang lebih komprehensif.

Di sisi lain, pengusaha lokal mengeluhkan sulitnya mencari tenaga kerja terampil di Belawan. “Kami siap merekrut, tapi sulit menemukan calon karyawan yang memenuhi kualifikasi,” ungkap pemilik sebuah usaha pengolahan ikan. Hal ini menunjukkan adanya gap antara kebutuhan industri dengan kemampuan yang dimiliki oleh pencari kerja.

Tokoh pemuda Belawan mendesak adanya percepatan pembangunan kawasan industri kecil dan menengah di wilayah mereka. “Dengan adanya sentra industri, kami yakin bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal,” tegas ketua karang taruna setempat. Mereka juga meminta pemerintah lebih aktif mempromosikan potensi Belawan kepada investor.

Solusi jangka pendek yang diusulkan warga adalah memperbanyak program padat karya tunai. “Selama menunggu solusi permanen, program seperti ini sangat membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata seorang peserta program pembersihan pantai yang dibiayai APBD. Program semacam ini dianggap efektif untuk mengurangi beban ekonomi keluarga miskin.

Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Tenaga Kerja mengaku telah menyiapkan beberapa langkah strategis. “Kami sedang menyusun program pelatihan berbasis kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri,” papar kepala dinas. Mereka juga berencana meningkatkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di kawasan industri Medan.

Warga Belawan berharap masalah pengangguran ini bisa menjadi perhatian serius calon pemimpin daerah dalam Pemilu mendatang. “Kami butuh pemimpin yang benar-benar paham dan punya solusi untuk masalah pengangguran di sini,” harap seorang warga. Mereka menolak janji-janji kosong dan menginginkan aksi nyata.

Sebagai penutup, masalah pengangguran di Belawan membutuhkan penanganan komprehensif dari berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat sendiri harus bersinergi mencari solusi. Dengan kerja keras dan komitmen bersama, diharapkan angka pengangguran di Belawan bisa ditekan dan kesejahteraan warga semakin membaik di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *